Kumpulan Cerita Dewasa

Cerita Dewasa Perkosaan, Cerita Dewasa Sedarah, Cerita Dewasa Selingkuh, Cerita Dewasa Tante, Video Dewasa Sedarah, Video Dewasa Selingkuh, Video Dewasa Tante,

  • Home

Selasa, 03 Januari 2017

ABG Ngentot Masih Malu Malu Kucing

Nonton Video Bokep. Vidoe ini Khusus Bagi Yang Sudah Dewasa

0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
02.09

Abg Jilbab Ngentot Langsung Ngulum

Nonton Video Bokep. Vidoe ini Khusus Bagi Yang sudah Dewasa
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
02.06

Nafsu Tante Yang Liar

Aku sangat hyper dalam seks jadi bukan salahku jika sexku mengebu gebu, tapi yang disayangkan adalah suamiku sudah tua jadinya kepuasan yang diberikan kurang terhadapku, maklum saja kita beda umur 16 tahun , dan bukan salahku lagi jika aku mencari pelampiasan dengan pria lain yang lebih muda tentunya, diusiaku sekarang inin 30 tahun tubuhku masih terjaga bisa dibilang seksi.

Dengan Tinggi Badan 170cm BB 58kg Bra 38C aku merasa sintal dengan payudara yang membusung besar ke depan dengan pantat njedol ke belakang apalagi perut ramping dan pinggul besar membulat, menambahkan tubuhnya yang bongsor ini semakin bahenol dan montok.

Namun sepandai-pandainya aku berselingkuh akhirnya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berpelukan dengan seorang pria muda sambil telanjang bulat di sebuah motel.Dan ultimatum pun keluar dari suamiku.

Aku dilarang olehnya beraktivitas diluar rumah tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku ataupun anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pengawasan mereka bertiga. Secara bergantian mengawasiku. Galih anak kakak sulungku yang baru masuk kuliah dapat giliran mengawasi di pagi hari karena dia masuk siang.

Siangnya giliran Leni anakku sendiri yang duduk di kelas dua SMA, untuk mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja aktivitas seks-ku pun terganggu total. Hasratku sering tak terlampiaskan, akibatnya aku sering uring-uringan.

Memang sih aku bisa masturbasi, tapi kurang nikmat. Dua minggu berlalu aku masih bisa menahan diri.Sebulan berlalu aku sudah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, sampai pernah sehari 10 kali kulakukan.

Tapi tetap saja tak pernah mencapai kepuasan yang total. Aku masih butuh kocokan penis keras laki-laki. Seperti pada pagi hari Senin, saat bangun pagi jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Leni sudah pergi, dan tinggal Galih yang ada di bawah.

Aku masih belum bangkit dari tempat tidurku, masih malas-malasan untuk bangun. Tiba-tiba aku tersentak karena merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat bangun pagi, nafsu seks-ku muncul.

Sebisanya kutahan-tahan, tapi selangkanganku sudah basah kuyup.Aku pun segera melorotkan CD-ku lalu BH didadaku sehingga susu montok besar mancung itu leluasa muntah keluar dan langsung aku menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang vaginaku.

Vaginaku yang merekah kemerahan ditumbuhi rambut kemaluan yang hitam sangat lebat mulai dari bawah pusar sampai pada vaginaku yang seret ini membentuk segitiga hitam agak keriting. Aku mendesis pelan saat kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan tapi pasti.

Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok tubuh yang sedang memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat mukaku menghadap ke pintu aku terkejut melihat Galih, anak kakak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi.

Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku malah mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Galih tampak tenang-tenang saja melihat kelakuanku.

Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang vagina yang makin basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Galih. Tubuh bongsorku yang sintal berjalan dengan buah dada menari-nari ke kanan ke kiri mengikuti langkahku, dengan sesekali kebelai bulu kemaluan vaginaku menambah rangsangan pada Galih kemenakanku itu.

Anak kakak sulungku itu masih tenang-tenang saja, padahal saat turun dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku yang sudah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai tantenya.

Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak itu. “Bercintalah dengan Tante, Galih!” pintaku sambil mengelus-elus selangkangannya yang sudah tegang.

Galih tersenyum,

“Tante tahu, sejak Galih tinggal disini 6 bulan lalu, Galih sudah sering membayangkan bagaimana nikmatnya kalo Galih bercinta dengan Tante..”

Aku terperangah mendengar omongannya.

“Dan sering kalo Tante tidur, Galih telanjangin bagian bawah Tante serta menjilatin kemaluan Tante.

” Aku tak percaya mendengar perkataan kopanakanku ini.

“Dan kini dengan senang hati Galih akan ‘kerjai’ Tante sampai Tante puas!”.Galih langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu.

Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sementara tangan kanannya mengelus permukaan kemaluanku.

Aku langsung pasrah diperlakukan sedemikian rupa, hanya sanggup mendesah dan menjerit kecil.Puas berciuman, Galih melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku. Kedua puting susuku yang besar coklat kehitaman, dihisap anak itu dengan lembut.

Kedua permukaan payudaraku dijilati sampai mengkilat, dan aku sedikit menjerit kecil saat putingku digigitnya pelan namun mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah akibat perlakuan Galih. Ciuman Galih berlanjut ke perut, dan diapun berjongkok sementara aku tetap berdiri.

Aku tahu apa yang akan Galih lakukan dan ini adalah bagian di mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak tahan kalau kemaluanku di oral seks. Galih tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya mencium permukaan lubang vaginaku yang rimbun tertutup bulu kemaluan yang sangat lebat.

Lidahnya pun menari-nari di liang vagina, membuatku melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang tenggelam di selangkanganku, saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut.

Dan benar saja, tak lama kemudian tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Galih tak peduli, anak itu terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat aku berorgasme tadi.

Aku yang kelelahan langsung menuju tempat tidur dan tidur telentang. Galih tersenyum lagi. Dia kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk menyetubuhi Tantenya dengan penisnya yang telah tegang.

“Aaahh besar banget penismu, keras berotot panjang lagi, tante suka penis yang begini ” sahutku takjub keheranan dan gembira karena sebentar lagi vaginaku akan dikocok penis yang gede dan panjang, kira-kira ukurannya panjang 20 cm diameter 4 cm coba bayangin hebat kan.

Galih bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya, “Tunggu sayang, biar Tante kulum penismu itu sebentar.”

Galih menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras itu ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh semangat. Penis itu kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sementara dia membelai rambutku dengan rasa sayang.

Batangnya yang keras kujilati hingga mengkilap. “Sekarang kau boleh kocok dan genjot vagina Tante, Galih..” kataku setelah puas mengulum penisnya. Diapun mengangguk, penisnya segera dibimbing menuju lubang vagina yang kemerahan merekah siap menerima tusukan penis besar nikmat itu.

Vaginaku yang basah kuyup memudahkan penis Galih untuk masuk ke dalam dengan mulus.  

“Ahh.. Galih!” aku mendesah saat penis Galih amblas dalam kemaluanku.

Galih lalu langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya. Apalagi Galih seringkali membiarkan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian.

Berbagai macam posisi diperagakan oleh Galih, mulai dari gaya anjing sampai tradisional membuatku orgasme berkali-kali. Tapi dia belum juga ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa.

Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya, Galih mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk mencapai puncak kenikmatan. Dan saat Galih memeluk dengan erat, saat itu pula air mani membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya.

Selangkanganku kini sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Galih dengan cairanku sendiri. Galih masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Dan kami terus bermain cinta sampai siang dan baru berhenti saat Leni pulang dari sekolah.

Sejak saat itu aku tak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari keponakanku. Setiap saat aku selalu dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar. Dan tidak seorang pun mengetahui kecuali kami berdua.

Tamat
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
01.12

Nafsu Tante Yang Liar

Nafsu Tante Yang Liar
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
01.07

Perkosa Tante Sendiri di Dapur

Tanteku namanya Yuni, dia ini seorang Single parent dengan tiga orang anak; dua perempuan dan satu laki-laki. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan umurnya yang sudah 37 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan seksi.


Tubuhnya terawat, karena dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam. Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak, tubuhnya tetap terawat dengan baik.


Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun.


Payudaranya lumayan besar, entah kira-kira berapa ukurannya akupun tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu yang sudah melahirkan tiga orang anak.


Kejadiannya berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali. Saat itu di rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar tanteku hanya satu mata kuliah saja.


Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak. Dengan langkah gontai karena kecapekan, aku langsung menghampiri meja makan.


Tante Yun, belum siap yah makanannya? tanyaku kelaparan.


Belum Wan, sabar yah. Ini lo si Suti (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiri keluh tanteku.


Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau tanteku tidak pernah kerja Sekeras ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik. Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat tapi karena bentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya. Ah, seksi sekali pikirku kotor.


Wawan bantuin ya Tante? tawarku.


Boleh Wan, sini! ternyata tanteku tidak keberatan.


Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya.


Aduh Wan, tolong.., gimana ini? tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.


Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.


Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku.


Aduh Wan gimana ini? tanya tanteku tanpa bisa bergerak.


Duh gimana ya Tante, aku juga bingung. kataku mengulur waktu.


Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut juga celana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi.


Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Wawan carikan dulu yah.


Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air.


Pegang dulu Tante kataku sedikit terengah menahan gairah.


Yah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nih sungut tanteku.


Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.


Ehh.. apa-apan ini Wan, jangan gitu dong!? tanpa sadar tanteku melepas pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya. Air menyembur lagi.


Auhh.. ohh suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air. Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi.

Kesempatan pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya.

Auwch.. duh Wan jangan, aku ini tantemu, jangann.. 


Mohon tanteku.


Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk mencapai vaginanya.


Auwchh.. Wan.. ahh.. jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi.


Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.

Ahh..hh Wann.. ahh aouhh.. dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.

Aduh aku belum apa-apa pikirku.

Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar.


Ahh sakit Wan.. pelan.. auh kepala tanteku langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku.


Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi.


Oohh.. Wan enak, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku.


Nah gitu Wan, ouhh.. ya gitu teruuss.. 

Pinta tanteku.

Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.


Yang cepat Wan, Tante sudah mau keluar lagi.. ouhh.. terus kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan.


Cepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh Orgasmenya telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat.

Cabut dulu Wan.. Tante linuu.. pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang.


Akan wawan cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante? kataku.


Iya, tapi sekarang dari depan aja yah janji tanteku.


Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga kontolku.


Ahh.. oohh.. erang tanteku, ciuman kami terlepas.


Kocokkan yang cepatt wann.. pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan.


Begini Tante.. Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat.


Gila kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu.. sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu mau maksudnya.


Yahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss.. rintih tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga memelintir klitorisnya.


Ohh Wan, Tante hampir sampai.. tubuhnya mulai bergetar agak keras.


Aku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk.. aku mulai tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi.


Dikeluarin dimana Tante? tanyaku minta ijin.


Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk papa.


Ayoo..Tante udah diujung nihh wann..


Ouhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepatt rintih tanteku.

Goyang Tante, kita barengan ajaa.. oghh orgasmeku sudah diujung.


Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air maniku.


Aku keluarr tantee.. aughh.. sambil kubenamkan dalam-dalam.


Tante juga Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya.. erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.


Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku.


Kamu nakal Wan, berani sekali kamu berbuat ini sungut tanteku.


Tapi Tante juga menikmatinya kan? belaku.

Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya.


Tante air di tandon tadi sudah habis loh candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.


Tamat
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
01.06

Dengan Tante Ku Lia

Namaku Rano usiaku baru menginjak 17 tahun dan aku sebentar lagi akan duduk dibangku kuliah, aku akan menceritakan pengalamanku ketika kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku SMA kelas 2.
Wajahku biasa-biasa aja ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.
Cerita ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan.

Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Lia usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.
Karena dirumah udah penuh, maka tante Lia mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.

Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.

“Masuk Rano..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya

“Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.

“Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur… kayaknya losmen ini serem deh Rano, jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita

“Eh… tunggu dulu ya… tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.

“baik tante..”, jawabku.
Tante Lia masuk kek amar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya.

Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Lia rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.

Agak lama aku mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Lia selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.
“Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Lia didepan ku

“eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut

“Rano… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.

Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.
Malam harinya sekitar jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Lia cerita sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.
Tante lia tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.

Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.
Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat itu terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante Lia yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati.
Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:

“Ranoo… Rano.”

Aku pura-pura ngak mendengar.

“Ran…ranoo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.

“Iya tante Lia ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.

“Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.

Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja rano disamping tante…”

“Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.

“Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.

Tante Lia miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Lia terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Lia keatas, oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. 
Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.
Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Lia, “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Lia, namun aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,

Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante lia, karena takut tante Lia terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.
“Rano…bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat tante Lia sudah selesai mandi. 
Tante Lia memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:

“Rano tadi malam kamu mimpi ya..?”

“Eng…”, belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya.

“Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia.

“Maaf tante… Rano ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.

“Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante lia sambil matanya melihat kebawah peruntuku.

Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Lia.

“Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.

“Jangan dimasukkan dulu rano…! rano kan sudah dewasa sekarang… namun rano belum diketahui rano itu sempurna apa tidak…”, kata tante Lia.

“Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.

“Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Rano sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Lia, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.

Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante lia berkata “Rano diam aja ya nanti, Rano pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”

“Baik tante.”
Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .

“Emm..”, aku berguman sambil terpejam.

“Kenapa rano…sakit..??”, agak berbisik suara tante lia dengan nafas sedikit bernafsu.

“Enggak tante…ngak apa-apa.”

Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Lia sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Lia memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.

Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:

“Rano… sekarang tes terakhir ya…”

“iya tante… Rano siap”.
Aku merasakan jari tante Lia memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.

Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Lia berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.

Kurasakan tekanan tante Lia makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.

“aakh…”

Tante Lia menghentikan gerakannya .

“Gimana rano… Sakit..??”

“Enggak tante ngak apa apa…”

Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia.

“Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara.

Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia.

Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya…

“Udah tante tesnya…??”, tanyaku.

“Emm udah… Rano, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia berjalan ke kamar mandi.
Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati.
Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya…
Tamat
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
01.00

Ibu Dan Anak Kandung

Menyadari keadaan ekonomi yang tidak mendukung seorang ibu berencana untuk menyerahkan bayinya untuk diadopsi agar ia bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Kebetulan di sebuah kota ada seseorang baik yang mendedikasikan hidupnya untuk mengurus bayi-bayi yang tidak diinginkan atau tidak bisa diurus oleh orang tua mereka. 

Yang perlu orang lakukan adalah meletakkan bayinya di sebuah kotak yang telah disediakan dan pergi. Dan itulah yang dilakukannya.

Dengan sebuah selimut ia bungkus anak pertamanya. Didalamnya ia sisipkan nama sang anak, “Henri”.

Mata polos sang bayi yang belum mengerti apa-apa itu memandang lurus kepadanya, seolah memanggilnya, “Ibu, mau kamana?” 

Bola mata sang bunda menjadi berkaca-kaca menghadapi kenyataan ia tidak akan pernah bisa mengurus darah dagingnya.

“Maafkan ibu, nak. Semoga masa depanmu lebih baik ya”

Sang jabang bayi itu tiba-tiba menangis mungkin ia mengerti akan berpisah dengan ibu kandungnya.
Disekanya air mata anaknya dengan telapak tangannya.

“Cup…cup jangan nangis nak….jadi anak yang baik ya…”

Si ibu bergegas dan meletakkan bayinya di kotak bayi. Lalu ia pergi tanpa berpikir akan pernah berjumpa lagi dengan darah dagingnya lagi.

Henri dirawat oleh orang baik tersebut bersama dengan anak-anak lain hingga ia berusia 3 tahun. Kemudian datanglah sepasang suami istri yang ingin mengadposinyai menjadi buah hati mereka sebab mereka tidak bisa memiliki anak.

Henri beranjak memasuki usia remaja. Seperti anak muda lainnya ia memiliki FB untuk eksis di sosmed.
Sunguh tidak dinyana ia berkenalan dengan seorang wanita. Ternyata itu adalah ibunya. Wanita itu mengenali Henri dari fotonya. Di foto itu Henri sedang bergaya iseng mengenakan selimut yang digunakan saat ia masih bayi sebagai kerudung. Ibunya mengenali selimut itu, Sebab selimut itu adalah buatan tangannya. Jadi hanya ada satu di dunia ini.

Pertama-tama Herni tidak percaya kalau wanita yang menyapanya di FB itu adalah ibunya. Tetapi ketika ia melihat foto yang sempat diambil oleh ibunya bersama dirinya waktu bayi dengan selimut itu, ia pun percaya. Sungguh kebetulan sekali setelah sekian tahun berpisah mereka bisa bertemu lagi. Mereka pun melepas rasa kangen mereka di FB chat.

Suatu hari mereka memutuskan  untuk bertemu di depan sekolahan. Bukan main bahagianya mereka saat saling berjumpa. Isak tangis pun mewarnai pertemuan mereka.

Frekuensi pertemuan mereka pun semakin meningkat, kadang di mall, kadang di rumah makan. Hingga akhirnya mereka mulai bertemu di kediaman sang ibu.

Lama kelamaan hubungan mereka semakin akrab. Si ibu pun tidak sungkan-sungkan lagi untuk memeluk-meluk putranya. Memberikan kecupan kasih sayang kepada anaknya. Demikian juga Henri tidak malu-malu melakukan hal yang sama.

Wajah Henri dan karakteristik serta tingkah lakunya mirip dengan ayah kandungnya. Setiap kali si ibu bersama anaknya ia merasa sedang bernostalgia bersama dengan ayahnya dulu. Mulailah di dalam hatinya timbul harapan hubunganya dengan Henri lebih dari sekedar ibu dan anak.

Ia kini suka mengecup Henri di telinganya dan di bibirnya namun dengan cara yang menjurus ke ciuman seksual meskipun dibuat tidak terlalu ketara. Selain itu tangannya suka ia letakkan dekat-dekat ke selangkangan Henri, sehingga kalau ia bergerak, pasti tersentuh bagian privatnya.

Awalnya perbuatan ibunya Henri anggap biasa saja, tapi lama kelamaan ia mulai measakan ada sesuatu yang lain.

HIngga suatu hari ibunya mulai terang-terangan memasukkan tangannya ke dalam celananya dan meremas kemaluannya.

Saat itu juga raut wajah Henri berubah. Ia pun buru-buru permisi pulang.

Hubungan keduanya menjadi renggang. Henri selalu menghindar dan dapat lagi ditemui di sekolah. Sang ibu berusaha mengontaknya melalui FB chat, tapi ia tidak mendapat balasan.

Hingga suatu waktu, sang ibu mendapatkan pesan di inbox.

“Ibu…kenapa ibu lakukan itu?”

Sang ibu tampak senang sekali anaknya menghubungi dirinya lagi, meskipun ia harus berhadapan dengan pertanyaan yang sulit.

“Maafin ibu, nak kalau sudah membuatmu tidak nyaman.”

“Henri padahal senang banget bisa berjumpa sama ibu. Doa Henri akhirnya terjawab.”

“Henri, ibu janji..tidak akan melakukan itu lagi. Jangan marah ya ke ibu.”

“…Henri kangen ibu…”

“Ibu juga nak…”

“Aku sayang sama ibu…”

“Iyah nak…”

“Aku mau ketemu lagi…”

“Ya udah..kita ketemu di KFC yah..”

“Gak…di rumah ibu aja.”

“Ya udah, besok ibu jemput yah di sekolah.”

“Iya”

Keesokan harinya seusai sekolah, Henri dijemput dan tiba di rumah ibu kandungnya.

“Henri sudah makan? Ibu masakin yah. Mau makan apa?”

“Nasi goreng!”

“Ya udah, tunggu sebentar, ya”

Si ibu menyiapkan masakan di dapur. CSsshhh suara minyak panas di wajan. 

Selagi ibunya memasak, Henri memperhatikan sosok wanita yang telah melahirkannya itu. Tingginya setinggi rata-rata wanita Indonesia pada umumnya. 

Pinggulnya lebar dan kalau sedang berdiri suka menumpukan beratnya di salah satu kakinya sehingga ia jarang kelihatan berdiri lurus
.
Tak berapa lama masakan pun jadi dan mereka menikmati hidangan itu.

“Hmm…lezaaat…,” ujar Henri.

“Dihabisin yah..”

“Iya bu…”

Setelah makan mereka tidur-tiduran di sofa dan keduanya berbincang-bincang tentang pelajaran di sekolah, teman-temannya dan lainnya. Sampai pembicaraan menjurus ke seks.

“Bu…apakah orang tua itu biasanya melakukan hubungan seks dengan anak-anak mereka?”

Si ibu terkejut dengan pertanyaan anaknya, dan merasa berasalah.

“Henri, dengar, nak…lupakanlah apa yang terjadi waktu itu…”

Henri langsun memotong.

“Karena orang tua angkat Henri juga ngeseks sama Henri…Henri kira, karena mereka bukan orang tua kandung makanya mereka lakukan itu ke Henri”

Si ibu terkejut mendengar pengakuan anaknya.

“Yang bener, Henri. Kamu jangan bohong yah…”


“Henri gak bohong bu….kata mereka itu tanda cinta mereka ke Henri.”

Si ibu terdiam seribu bahasa.

“Ibu juga melakukan ‘itu’ ke Henri. Kalau memang itu memang tanda untuk menunjukkan cinta, Henri mau melakukannya dengan ibu.”

Si ibu birahinya langsung naik mendengar ucapan anaknya.

“Nak…plis jangan goda ibu seperti itu…kalau kamu bicara seperti itu…ibu akan…”

“Apa? Ibu akan…apa?” tanya Henri lirih.

Sedetik tiga detik si ibu terdiam,  matanya beradu pandang dengan Henri. Tanpa bicara lagi sang ibu langsung membuka sabuk dan celana anaknya dengan tergesa. 

Ditariknya turun bersama-sama dengan CDnya hingga Henri setengah bugil. Jantung sang ibu berdebar-debar melihat alat kelamin Henri yang berukuran sedang itu. Dijepitnya batang itu diantara jemarinya dan dikocok dengan cepat.

“Ahh…ibu…ahh…”

Diciuminya kedua paha Henri bergantian, makin lama makin ke atas, sampai akhirnya mencapai buah zakarnya, kemudian ia hisap dan jilat-jilat.

Henri mengernyitkan alisnya menahan kenikmatan dari batangnya. Melihat ekspresi anaknya si ibu menjadi gemas dan semakin terbakar nafsunya. Ia cium putranya yang baru duduk di bangku SMP itu.
“Henri oh Henri…Ibu sayang Henri…”

“Henri juga….”

Penis Henri mulai menjadi basah. Cairan putih perlahan keluar sedikit demi sedikit dari belahan kecil di ujung batangnya.

“Ibu ingin kulum penis kamu, boleh..nak?”

“Boleh….”

Si ibu meraih batang anaknya dan memasukkannya ke mulutnya. Henri menggigit bibir bawahnya menikmati lidah tak bertulang yang menjilati penisnya di dalam rongga mulut itu.

Badannya bergetar saat bibir ibunya perlahan mulai mengurut batangnya dari atas ke bawah, berulang-ulang.

“Oh ibu…itu rasanya enak…”

“Kamu suka nak?”

“Suka, bu…”

Henri lalu meraih kepala ibunya dan menjambak rambutnya. Di buka lebar kedua kakinya sehingga dia bisa bertumbu.

“Bu…Henri entot mulut ibu yah….”

Dengan cepat Henri menggerak-gerakkan pinggulnya naik turun. Penisnya menghujam mulut ibunya tanpa ampun.

Perlahan Henri bangkit dari posisi tidurnya, tanpa menghentikan gerakan pantatnya. Hingga akhirnya ia berdiri dan ibunya terduduk agak sedikit membungkuk.

“Oh ya…ya..ya…shhh…ibu…aku dah mau keluar…”

Bunyi becek pun terdengar semakin keras.

Tiba-tiba Henri mengejang, “Aahh!!”

Ibunya dapat merasakan cairan panas menembak berulang-ulang di dalam rongga mulutnya, mengenai bagian belakangnya.

Henri mencabut batangnya dari mulut ibunya.

“Telan, bu…”

Tenggorokan si ibu bergerak-gerak tanda ada sesuatu yang masuk melewatinya.

“Owh…seksi…sekali bu…”

Henri memeluk ibunya dan mereka saling berciuman mesra.

“Bu…”

“Yah..?”

“Ibu suka dengan apa yang kita lakukan barusan?”

“Suka…kamu agresif yah rupanya…”

“Kadang…kalau turn on…”

“Ibu bikin kamu turn on…?”

“Iya…”

“Ibu…?”

“Hmm.. apa nak?”

“Boleh Henri buka kancing baju ibu?”

“Ah..Henri…”

“Kenapa?”

“Ibu horni dengernya…”

“Lebarin juga kaki ibu…”

“Kenapa?”

“Henri mau buka baju ibu, sambil benamin penis Henri di kemaluan ibu.”

“Ahh…Henri…kamu mau buat ibu turn on ya?
”
Si ibu membuka kedua kakinya lebar, mengangkat roknya, lalu menyampirkan tepian CDnya. Dengan jarinya ia membuka bibir vaginanya.

“Masukin sayang…”

Henri mengambil posisi di tengah berhadapan dengan ibunya. Ia kocok-kocok penisnya sebentar sambil digesek-gesek di bagian luar vagina ibunya yang yang berbulu dan terawat. Setelah tegang lagi, Ia tusukan ke dalam gua senggama itu.

“Mmmhh……”

“Bagaiman bu…dimasukin penis anak sendiri?”

“Ini pertama kali ibu ngalamin, nak…tegang rasanya…”

“Love you mom”

“Iyah Henri..”

Kemudian satu persatu Henri membuka kancing blus putih ibunya. Iai menelan ludah saat sedikit demi sedikit daerah dada ibunya terbuka. Setelah kancing terakhir terlepas, Henri membuka blus itu dibantu ibunya.

“Buka BH-nya, bu…Henri mau lihat puting ibu…”

Si ibu menuruti perintah anaknya dan melepaskan pengait di dada depannya.

“inikah yang ingin kamu lihat, nak?”

“Iya…”

Tangan Henri mencoba menangkup kedua payudara itu. Rasanya seperti memegang buah melon tapi kenyal. Lalu ujung jari telunjuknya menekan dan memutar-mutar pentil coklat yang telah mengeras dan mencuat.

“Enak Henri digituin….Kamu pasti sering pegang buah dada ibu angkatmu yah…?”

Henri mengangguk.

“Besaran mana?”

“Lebih besar ibu, tapi putingnya besaran ibu angkat.”
“Apakah kalian berdua sering ngeseks?”

Henri mengangguk, “Aku dan ayah angkat juga suka menyetubuhi ibu angkat bareng-bareng.”

“Bagaimana perasaanmu?”

“Awallnya kaget, takut, marah, sedih…dan aku sering merasa melakukan sesuatu yang salah, makanya waktu ibu juga pegang-pegang Henri….”

“Kalau sekarang bagaimana perasaan kamu?”

“Bahagia….karena ternyata itu memang karena cinta, seperti ibu ke Henri sekarang”

“Hmm…ibu buka yah bajunya, sayang….ibu mau lihat kamu bugil.”

“Buka ajah…”

Henri mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan. Si ibu tersenyum merasakan kenikmatan gesekan penis anaknya di lubang senggamanya.

“Aahh…”

Kancing baju seragam Henri mulai terlepas satu persatu, menambah gairah sang ibu. Saat sudah terbuka, telapak tangannya mengusap-usap dada anaknya sambil melepaskan pakaian yang menutupi tubuhnya.

“Mmmhhh….”

Sang ibu menarik anaknya kembali tiduran di atas sofa, dan dia mengambil posisi di atas tubuh Henri. Kemudian sang ibu menggoyang-goyangkan pinggulnya ke depan ke belakang dan memutar, memelintir penis Henri yang bersarang di vaginanya.

“AAhhh…ahh…”

“Gimana Henri enak?”

“Ehemm….”

5 menit menyetubuhi anaknya si ibu akhirnya mencapai puncak orgasme.

“OOOhhhh…..”

Srrrr…srrr….srrr…..

Cairan kewanitaannya menyemprot keluar dari organ kewanitaannya. Tubuhnya basah oleh keringat.
 Nafasnya tersenggal-senggal. Lalu ia membungkuk mendekatkan wajahnya ke wajah anaknya.

“Ibu keluar nak….dah sekian tahun, ini kali pertama ibu mengalami orgasme seperti ini lagi.”

“Henri senang, ibu bisa capai klimaks.”

“Kamu belum keluar ya Hen…kuat juga ya kamu?”

Henri tersenyum.

“Kamu mau dikeluarin? Mau diapain, hmn?” tanya sang ibu sambil menoel hidung anaknya.

“Henri mau dikocokin sama ibu, tapi ibu harus sambil pakai gamis dan jilbab, terus masturbasi pakai botol.”

Si ibu agak kaget dengar dia harus masturbasi pakai botol.

“Nanti kalau pecah bagaimana?…pakai sex toy aja yah…”

“Ibu punya?”

“Ada dildo…kamu tahu dildo…?”

“Tahu…”

“Ok yah…jangan pakai botol…yah…”

“Iya, gpp….buruan ya bu ganti bajunya…”


“Selera kamu ada-ada aja dee…”

Ibu Henri pun pergi ke kamarnya dan berganti pakaian gamis dan jilbab. 

Henri yang penasaran dan kebetulan belum tuntas untuk ronde kedua menyusul ibunya. Saat ia buka pintunya, ia terpana.

“Ibu cantik deh…”

Si ibu terkejut dengan kehadiran Henri, “Eh..Henri, kenapa dah gak sabar ya…?”

Henri berjalan mendekati ibunya diperhatikan ibunya dari ujung kepala hingga kaki.

“Duduk bu…dildonya mana?”

“Ada di tas, ibu ambil dulu yah…”

Si ibu mengambil sebuah benda panjang bewarna hitam. Lalu ia duduk di pinggir kasur, dia angkat tepian bawah gamisnya yang agak ketat, lalu mengangkang. 

Benda hitam panjang itu pun dimasukkannya ke dalam lubangnya. Mulat vagina kewantiaannya pun menelan masuk benda beridameter besar itu.

“Ahh…Ayo bu, cepet kocok Henri, dah gak tahan lihat ibu, nafsuin”

Henri menyodorkan penisnya ke ibunya dan langsung disambut oleh tangan ibunya.

“Ah…ahhh..ah….”

Mata Henri tak berkedip melhat ibunya masturbasi di depanya sambil memakai gamis dan jilbab. 

Tangannya menggapai payudara ibunya dan meremas-remasnya dengan liar.

Si ibu pun birahi melihat anaknya terangsang oleh dirinya.

“Henri anak nakal…nyuruh ibu sendiri masturbasi di depan anaknya…,” goda si ibu.

“Ibu juga wanita nakal, pakai gamis jilbab ternyata suka masturbasi…” balasnya.

“Kamu suka nak, lihat ibu begini?”
“Iyah…”

Mata Henri tak lepas dari daerah vagina ibunya yang ditusuk-tusuk oleh dildo hitam itu. Kocokan di tangan si ibu pun bergerak dengan cepat memberikan kenikmatan luar biasa di batang Henri.
Tiba-tiba Henri mencabut dildo itu dari lubang ibunya.

“Kenapa nak?”

Tanpa menjawab, Henri dengan cepat menubruk ibunya. Sebelum si ibu menyadari apa yang terjadi. Henri sudah melepaskan spermanya di dalam lubangnya.

“Ahhh…Henri keluar…!”

Henri mengecrotkan spermanya cukup banyak di dalam lubang ibunya.

“Oh…kamu keluarin di dalam ya…?”

“Ahhh….Iya…Henri takut ibu gak izinin, jadi Henri langsung ajah…”

“Iiih kamu tuh agresif yah….orangnya…”

Setelah itu mereka berdua berciuman memadu kasih beberapa saat, sebelum akhirnya mandi bareng. Hubungan mereka terus berlanjut demikian juga hubungan seksual mereka.

Tamat
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
00.58
Postingan Lama Beranda
Langganan: Komentar (Atom)

Cari Judul

Translate

Mengenai Saya

Unknown
Lihat profil lengkapku

Label

  • Cerita Dewasa ABG (5)
  • Cerita Dewasa Perkosaan (5)
  • Cerita Sex Sedarah (5)
  • Video ABG (2)
  • Video Tante (1)
Copyright 2017 Kumpulan Cerita Dewasa - All Rights Reserved